Berapa lamakah kita shalat dalam sehari
semalam? Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam
sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya, dalam sehari hanya kita
isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada
238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952
menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam,
yang berarti setara dengan 7,93 hari.
Jika rata-rata usia
hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal
akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat
dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat
fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1
tahun).
Bisa
dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu
selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu
hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan
ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada
kita dengan nikmat usia.
Maka, sangat disayangkan
apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada
waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita
mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan,
nonton TV, dan lain sebagainya.
Ingatlah, Abu Zubair
menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ''Aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seseorang dengan
kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat'."
(HR Muslim).
Oleh karena itu,
jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah
kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak
akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas.
Apalagi berharap surga. Allah menyindir orang yang demikian dengan
pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7).
Jadi,
jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat
fardhu. Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh.
Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung
silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak
membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun
termasuk amal shaleh. Wallahu a'lam
107. Al Maa'uun
[107:1] Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
[107:2] Itulah orang yang menghardik anak yatim,
[107:3] dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
[107:4] Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
[107:5] (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
[107:6] orang-orang yang berbuat riya {1604},
[107:7] dan enggan (menolong dengan) barang berguna {1605}.
Ust Azis Setiawan
Sumber : http://laillanm.blogspot.com